Malang, 10 November 2024 - Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, para dosen Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memberikan pandangan mereka mengenai arti kepahlawanan dan relevansinya dalam Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini, yang dicanangkan untuk memerdekakan potensi siswa secara holistik, dipandang mampu menjadi sarana untuk menanamkan karakter kepahlawanan dalam proses pembelajaran.
Adi Slamet Kusumawardana, M.Si. menyampaikan pandangannya bahwa “pahlawan adalah sosok yang memiliki sikap berani, berkorban, berjuang, dan berjasa bagi orang lain.” Dalam penerapan pembelajaran terdiferensiasi di Kurikulum Merdeka, beliau melihat bahwa “sosok pahlawan hadir dalam diri guru yang berjuang memahami dan mendukung perkembangan siswa secara holistik, serta berjasa dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif.” Menurutnya, guru yang menjalankan pembelajaran terdiferensiasi adalah pahlawan masa kini, karena berupaya memenuhi kebutuhan unik setiap siswa tanpa mengabaikan tantangan-tantangan dalam kelas yang beragam.
Dr. Octavina Rizky Utami Putri, M.Pd. menggarisbawahi bahwa “pahlawan adalah pribadi yang menginspirasi setiap orang untuk menjadi lebih baik, lebih berani, dan lebih peduli.” Kurikulum Merdeka, dalam pandangannya, berperan mengintegrasikan nilai-nilai kepahlawanan melalui pengembangan nilai Pancasila dan pembelajaran berbasis proyek, yang membentuk siswa menjadi pribadi berakhlak, kreatif, mandiri, kritis, dan gemar bergotong royong. “Kurikulum ini membangun profil pelajar Pancasila yang berdaya juang tinggi, yang tak sekadar cerdas tetapi juga memiliki karakter seorang pahlawan.”
Sementara itu, Mayang Dintarini, M.Pd. melihat sosok pahlawan sebagai “orang yang ikhlas mengorbankan sebagian dari miliknya untuk membantu orang lain.” Dalam konteks Kurikulum Merdeka, pahlawan itu adalah guru yang bersedia meluangkan waktu lebih untuk menyusun pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa. “Guru pahlawan adalah mereka yang mau mendalami kebutuhan peserta didik, menciptakan strategi pengajaran yang tidak hanya bersifat generik, tetapi yang benar-benar menjawab kebutuhan unik setiap anak didik,” ujarnya.
Zukrufurrohmah, M.Pd. menambahkan bahwa seorang pahlawan adalah sosok yang “konsisten meningkatkan kemampuannya agar bisa memberikan manfaat bagi sesama.” Beliau menekankan pentingnya guru yang selalu memperbarui keprofesiannya dalam membimbing siswa. Dalam pandangannya, “salah satu keterampilan utama guru adalah memfasilitasi pembelajaran sesuai dengan potensi siswa melalui pembelajaran terdiferensiasi.” Menurut Zukrufurrohmah, ketika guru mampu menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik siswa, siswa akan merasakan kebermaknaan dalam belajar, yang pada akhirnya membuka ruang berpikir kritis, kreatif, dan sistematis. Semua ini akan berguna bagi siswa dalam menyelesaikan tantangan di dunia nyata.
Para dosen Pendidikan Matematika UMM ini sepakat bahwa Kurikulum Merdeka adalah langkah penting dalam membentuk generasi masa depan yang tidak hanya cerdas tetapi juga memiliki semangat kepahlawanan. Di tengah perubahan zaman yang cepat, nilai-nilai kepahlawanan tetap relevan, terutama dalam dunia pendidikan yang terus menantang para guru untuk menjadi pahlawan yang mampu membimbing siswa dalam menghadapi kehidupan.